-->

Kenapa Anakku Tak Lagi Semontok Saat Masih Bayi?

“Dulu, anakku pipinya gembil, lengannya montok, dan pahanya padat berisi. Sekarang, mengapa si bungsu terlihat kurus ya? Adakah yang salah dengan asupan makanannya?”

Demikian Ibu Rita berkisah tentang buah hatinya yang dulu sangat montok, lucu dan menggemaskan. Tapi setelah beranjak 1 tahun, si kecil mulai terlihat kurus tak seperti saat masih bayi dulu.

Sepertinya sepenggal kisah Ibu Rita di atas dialami juga oleh ibu-ibu yang lain. Tapi tenang jeng. Setelah memasuki usia satu tahun lebih, anak-anak umumnya memang tak semontok saat ia masih bayi dulu. Mengapa?

Pertama. Di atas usia 1 tahun pertumbuhannya tak lagi sepesat sebelumnya, termasuk dalam hal pertambahan berat badan. Bila sebelumnya anak terlihat gemuk, di usia batita ia berangsur terlihat lebih langsing.

Rata-rata kenaikan berat badannya (BB) antara 250-300 gram per bulan. Coba bandingkan dengan masa batita. Di usia 1-3 bulan kenaikan BB-nya bisa mencapai 700 gram per bulan, usia 3-6 bulan 450 gram per bulan, dan usia 6-12 bulan 350 gram per bulan. Ditambah lagi, pertumbuhan fisik anak di atas 1 tahun tak lagi dominan ke samping, tetapi ke atas atau meninggi. Itulah yang menyebabkannya terlihat melangsing.

penyebab anak tak gemuk lagi seperti saat bayi

Kedua. Anak batita mulai banyak beraktivitas seiring perkembangan ketrampilan motoriknya. Karena sudah bisa berjalan dan berlari, ia pun sibuk bereksplorasi ke sana kemari. Dengan begitu, kalorinya pun lebih cepat diubah menjadi energy.

Ketiga. Definisi kurus atau gemuk perlu hati-hati disikapi. Banyak para orang tua mendambakan anaknya montok, karena anak montok biasanya lebih banyak menuai pujian. Budaya kita yang masih menganggap anak gemuk sebagai anak yang sehat, lucu, dan menggemaskan merupakan salah satu penyebabnya. Padahal yang palig baik adalah berat badan dalam kategori normal (sesuai usia, jenis kelamin, dan tinggi/panjang badan).

Nah, jadi jangan langsung cemas ya jeng. Ayo hitung saja dulu, apakah berat badan anak kita termasuk kurus atau  sebetulnya normal.

Similar pos : Kala Hidung Si Kecil Meler

Hitung Berat Badan si Kecil yuk


Jadi, bagaimana kita tahu si batita kurus atau tidak? Hitunglah dengan rumus sederhana ini :

BBI (Berat Badan Ideal)  = (2 x umur <tahun>) + 8

Contoh, anak berusia 2 tahun 10 bulan. Maka ditulis 2,10. Berarti dalam rumus   (2 x 2,10)= 4,20. Hasil ini jangan langsung ditambah 8. Berdasarkan rumus, 4,20 berarti 4 tahun 20 bulan. Nah, 20 bulan itu = 1,8 tahun. Maka 4 ditambah 1,8 hasilnya 5,8. Hasil ini kemudian ditambah 8 = 13,8.

Tertulis dirumus BBI = (2x2)+1,8+8 = 13,8 kg. Maka berat badan ideal anak usia 2,10 tahun adalah 13,8 kg.

Dari contoh di atas, kita dapat menghitung dan menilai sendiri, apakah si kecil termasuk kurus atau sebetulnya normal.

Kapan Perlu Terapi?


Bila anak ternyata memang masuk kategori kurus, lakukan kilas balik, kira-kira apa yang menjadi penyebabnya. Tidak semua anak kurus itu berarti sakit. Kemungkinan ia “hanya” mengalami sedikit kurang gizi sehingga asupan makanannya perlu diperbaiki.

Anak batita umumnya banyak melakukan kegiatan yang menguras energy, lari sana-sini atau melompat-lompat. Karena itu BB-nya tidak bertambah secara signifikan.

Nah, untuk mengimbangi aktivitas batita yang sangat tinggi, kita cukup menambah asupan makanannya dengan memakai prinsip gizi seimbang (ada karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, air putih, serat).

Kecuali jika BB-nya memang jauh di bawah kurva pertumbuhan berat badan yang normal. Nah, ini yang perlu diwaspadai.

Biasanya BB terkait dengan status gizi. BB yang mencapai 90-100% dari BB ideal, status gizinya termasuk baik. Jika hanya 70-89% dari BB ideal, berarti status gizi anak termasuk kurang sehingga perlu perbaikan. Jika BB kurang dari 70%, maka status gizinya buruk dan perlu terapi gizi khusus

Bila benar terjadi kekurangan gizi, dokter dapat membuatkan terapi gizi sesuai kebutuhan anak. Diharapkan ada peningkatan menuju target kenaikan berat badan. Sedangkan jika BB si kecil sesuai dengan usia, jenis kelamin, dan tinggi badannya, buat apa khawatir lagi?

Ya udah, segitu dulu ya jeng. Salam cantik.

0 komentar

mau komen? klik aja!

 

cari artikel