-->

Perlukah Buah Hati Anda Diet Televisi ?

Mengantisipasi dampak televisi pada anak. Dalam kehidupan sehari-hari, sepertinya kita tak bisa lepas dari televisi, termasuk anak-anak. Si kotak ajaib ini menyajikan beragam acara yang menarik, lucu, menyenangkan, sampai menyeramkan.

Ketika zaman tayangan Keluarga Cemara atau Sesame Street, orang tua lebih membebaskan anak-anak untuk menonton teve hingga berjam-jam.

Akan tetapi, saat ini, ketika akses ratusan channel dari TV kabel semakin dekat dengan keluarga, makin banyak pula orang tua yang mengkhawatirkan dampaknya.

Banyak tayangan mengandung konten kekerasan dan seksual belakangan menjadi sulit dipisahkan. Anak juga banyak disuguhi tayangan merokok dan minum alkohol. Ini tentu tidak sehat jika ditonton oleh anak-anak.

Salah satu riset menunjukkan, anak kecil yang menonton tayangan berbau kekerasan, akhirnya cenderung lebih menerima kekerasan sebagai cara untuk mengatasi masalah atau kesulitan dalam hidupnya.

Anak cenderung lebih berani melakukan tindakan berbahaya karena melihat karakter superhero di teve. Berkelahi, memakai senjata tajam dan sebagainya.

Mengantisipasi Dampak Televisi pada Anak

Mengantisipasi Dampak Televisi pada Anak


Memang tayangan teve tak selalu bermuatan negatif. Ibarat jendela dunia, teve dapat menayangkan berbagai hal yang tidak dapat kita alami dengan mata kepala sendiri.

Tayangan edukatif yang penuh informasi dapat memperluas wawasan dan menambah pengetahuan buah hati. Teve juga memberikan hiburan dan mengajarkan ketramilan tertentu yang mungkin jarang didapatkan anak di kehidupan sehari-hari.

Akan tetapi, tontonan yang baik dan sehat bagi anak tentu tidak terlepas dari pendampingan orangtua. Sebaiknya ajak anak berinteraksi sehingga aktivitas menonton tidak selalu pasif. Orang tua dapat mendiskusikan isi tontonan, bertanya kepada anak berbagai informasi yang sedang dipaparkan di teve.

Usia dan Porsi Menonton


Bagaimana dengan anak yang masih kecil? Bayi misalnya, sebaiknya tidak diberikan porsi untuk menonton teve. Sebab, otaknya belum siap untuk menerima dan mengolah informasi-informasi dari televisi.

Daripada membiarkan bayi usia 0 – 1 tahun menonton teve, ia jauh lebih baik membutuhkan kehangatan dan kelekatan dengan orangtua.

Hal itu dapat diperoleh lewat sentuhan fisik, respons ibu yang tanggap dan sensitive, serta interaksi dengan orangtuanya.

Selanjutnya, pada anak usia 1 – 3 tahun (batita), kemampuan kognitif anak mulai berkembang sehingga ia mungkin sudah mampu mengenali orang-orang atau objek di teve.

Namun tetap saja mereka belum mampu menangkap hubungan antara objek-objek yang ada di teve. Alhasil, batita belum mengerti cerita atau inti dari tontonan.

Banyak peneliti setuju bahwa pembelajaran atau edukasi melalui televise sebaiknya tidak diberikan pada usia batita. Berisiko mengalami keterlambatan bicara, ketidaksiapan saat memasuki TK, gangguan atensi, kesulitan membangun hubungan social dan masalah dalam akademis.

Pada tahap berikutnya, anak di usia pra sekolah (4-6 tahun), anak sudah lebih mampu menghubungkan objek-objek yang ada pada tayangan teve. Ia mulai bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu, teve dapat membantu anak usia TK untuk belajar mengenal huruf, angka, warna, lagu, dan berbagai hal.

Selanjutnya, anak usia Sekolah Dasar dan remaja juga dapat mempelajari kehidupan di alam liar melalui acara petualangan atau mempelajari ketrampilan-ketrampilan tertentu.

Remaja juga dapat mengikuti perkembangan peristiwa melalui tayangan berita. Jadi tidak diragukan lagi, teve dapat menjadi  sarana belajar dan juga hiburan untuk berbagai usia, asalkan tak berlebihan.

Perhatikan Rambu-rambunya


Rambu-rambu berikut ini setidaknya bisa menjadi panduan orangtua memberikan tontonan sehat bagi buah hati :
  1. Pastikan anak didampingi orangtua ketika menonton
  2. Sebaiknya anak tidak menonton tayangan yang mengandung konten seksual atau kekerasan
  3. Membatasi tontonan untuk anak
  4. Batasi durasi menonton. Anak di bawah usia 2 tahun sebaiknya tidak menonton teve sama sekali. Anak yang lebih besar, disarankan menonton tak lebih dari satu sampai dua jam per hari.
  5. Porsi menonton teve sebaiknya tetap seimbang dengan kegiatan bermain, waktu berinteraksi dengan orangtua dan orang lain/teman, waktu sekolah/kegiatan akademis.

Pos terkait : Kenali Kebohongan Kecil Buah Hati Sesuai Fase Usia

Akhir Kata


Bagaimanapun juga, pengalaman interaksi positif merupakan cara yang paling efektif dan paling baik untuk belajar hal-hal yang baru.

Moga berguna ya jeng… Salam cantik.

0 komentar

mau komen? klik aja!

 

cari artikel