-->

Kenali Kebohongan Kecil Buah Hati Sesuai Fase Usia

Kebohongan pada anak. Sebelum mengambil sikap, kenali dulu kebohongan buah hati berdasarkan fase usia.

Benar, Bu. Bukan aku kok yang makan kue untuk nenek!” Ranindra, putri semata wayang Wanda, bersikeras saat sang Ibu bertanya. Wanda tahu betul putrinya yang berusia 4 tahun ini mengambil potongan kue yang dibeli untuk mertuanya.

Namun entah kenapa, Ranindra tak kunjung mau mengaku. Bukan masalah kuenya, hanya saja, masih kecil kok dia sudah berbohong ya?

Faktanya, sejak kecil memang buah hati mungkin saja melakukan kebohongan-kebohongan kecil yang kerap membuat kita gemas dan jengkel.

Pasalnya, kadang kala kebohongan dilakukan untuk alasan yang susah dimengerti.Padahal kita selalu berupaya mengajarkan nilai-nilai kejujuran sejak dini, bukan?

Kebohongan Pada Anak

Kebohongan pada Anak


Sebelum menilai macam-macam, kenali dahulu kebohongan yang biasa dilakukan buah hati sesuai dengan rentang usia.

Anak dibawah 3 Tahun (Batita)


Usia 2 atau 3 tahun memang sangat dini untuk berbohong. Para pakar parenting mengenali kebohongan anak usia di bawah 3 tahun umumnya menyangkut hal-hal yang sangat sederhana.

Di usia ini, mereka mulai berpikir untuk bersembunyi saat merusak barang atau mengompol dengan harapan orang tua tak mengetahui apalagai memarahinya.

Memberi hukuman tentu tak bijak, karena pada dasarnya mereka belum mengerti benar dan salah.

Kurangi intensitas bertanya atau menginterograsi. Ajak buah hati ikut serta melakukan solusi. Jika orang tua membuat tuduhan pada anak, apalagi dengan emosi, anak justru akan makin berbohong atau melakukan pembelaan diri.

Pos terkait  : Perlukah Buah Hati Anda Diet Televisi ?

Anak di bawah 5 tahun (Balita)


Sementara usia 3-5 tahun adalah fase saat imajinasi mulai kaya dan ia kesulitan memisahkannya dengan realita.

Tak sedikit anak di usia ini yang merasa memiliki teman khayalan dan percaya bahwa ada sosok monster atau peri di dalam hidupnya. Maka jangan kaget saat mereka bercerita panjang lebar tentang kisah yang tak masuk akal.

Imajinasinya ini murni sebagai salah satu caranya bermain, namun bisa pula dijadikan obsesi yang sangat memengaruhinya.

Selama anaknya masih terlihat tenang, tidak menjadi penyendiri alias tetap berhubungan dengan orang-orang di lingkungannya, berarti masih aman.

Anak Usia Sekolah


Di usia sekolah dasar, sekitar 5-10 tahun, alasan di balik kebohongan anak mulai dapat dipahami, meski tetap sulit diterima.

Di usia ini, anak bisa berbohong untuk meminimalkan kekecewaan orang tua atau menghindari hukuman yang akan diberikan.

Saat Anda mengetahui dia berbohong dan apa alasannya, kini Anda mulai bisa mempertimbangkan dan mengambil sikap. Bisa lewat teguran atau hukuman ringan.

Di usia ini pula, jangan heran apabila anak sudah tahu konsep “berbohong untuk kebaikan”. Misalnya, ia mengaku telah mengotori meja makan padahal adiknya yang berbuat.

Meski itu bukti kepekaan social dan kepedulian, namun Anda tetap harus memberikan pemahaman.

Praremaja


Usia 9 tahun ke atas, anak yang terolong praremaja ini sudah mengembangkan ide-ide mengenai kebenaran dan kebohongan, namun dengan batas yang masih samar.

Anak di usia ini mulai kritis mempertanyakan realitas yang tak mereka percayai. Selain itu, wajar pula bila anak muai sedikit tertutup tentang kehidupannya.

Ini bukan pertanda buah hati mulai tak jujur, melainkan sebagai salah satu tanda tumbuh kembangnya menuju keremajaan.

Ketidakjujuran anak di usia praremaja biasanya seputar pekerjaan rumah, nilai ujian, atau kewajiban yang tak mereka kerjakan.

Bagaimana menyikapinya jeng?

Pertama, tunjukkan bahwa Anda tak senang dengan sikapnya yang mulai tak jujur. Tanya alasan dia melakukan itu.

Jika anak masih membantah sementara Anda yakin ia telah berbohong, jangan langsung memarahinya karena anak akan ngeyel dengan kebohongannya. Diamkan dulu, cari waktu yang pas untuk membahasnya.

Penyebab Anak Suka Berbohong


Berikut ini beberapa alasan penyebab si kecil suka berbohong.
  1. Menunjukkan identitas. Dorongan lingkungan bisa saja membuat buah hati berbohong untuk diterima di lingkungan tersebut.
  2. Mencari perhatian. Tak jarang, buah hati yang usianya masih kecil berbohong tentang hal-ha yang mustahil hanya untuk mendapatkan perhatian.
  3. Menjaga perasaan. Anak kecil sering jujur dalam berpendapat. Namun, seiring berjalannya waktu, mereka mulai belajar berbohong demi kebaikan untuk menjaga perasaan orang lain.
  4. Menghindari masalah atau hukuman. Pada sebagian anak, saat ia berbuat salah secara sengaja atau tidak, ia memilih berbohong agar tak dimarahi atau dihukum.

Moga berguna. Salam cantik selalu.

0 komentar

mau komen? klik aja!

 

cari artikel