Cara mengajari anak tentang kegagalan. Kegagalan adalah hal biasa yang dapat dialami siapa saja, termasuk anak-anak. Masalahnya, anak-anak sering tidak siap atau kurang tahu bagaimana menyikapi kegagalan tersebut. Misalnya, gagal menjuarai sebuah lomba, atau urung mendapat nilai bagus, dan sebagainya.
Kegagalan yang dialami orang dewasa mungkin bisa dimengerti dan dipahami sesuai dengan pengalaman hidupnya. Berbeda dengan anak-anak yang notabene belum kaya pengalaman hidup.
Umumnya mereka belum bisa memaknai ungkapan ‘tak ada keberhasilan tanpa kegagalan’ atau ‘kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda’.
Anak-anak sering mengalami kegagalan namun tanpa mereka sadari apa penyebabnya.
Tak sedikit orangtua memiliki harapan terlalu tinggi pada anak. Bahwa anak harus menang, harus juara, harus masuk ranking, dsb. Ini wajar, namun orangtua juga harus paham tentang kelebihan dan kekurangan anak.
Ajarkan pada anak arti kompetisi secara proporsional dan tidak berlebihan memaksa anak harus jadi juara di segala bidang.
Hindari anggapan bahwa prestasi adalah segala-galanya, sehingga anak didoktrin untuk selalu menjadi juara. Setiap anak dilahirkan berbeda. Jangan menjadikan ‘selalu juara’ sebagai tolok ukur kesuksesan di masa depan.
Berikut hal-hal yang selayaknya dihindari orang tua :
Nah, berikut ini beberapa makna penting dibalik kegagalan yang perlu diajarkan kepada sang buah hati. Diharapkan anak bisa belajar dari kegagalan dan kembali move on.
Saat anak gagal, jangan menyalahkannya. Bimbing ia agar berani menghadapi kegagalan dan berproses dengan kegagalan itu.
Ingatkan anak, kegagalan bukan berarti ia tak mampu melakukan yang terbaik. Akan tetapi, jelaskan bahwa ada anak lain yang beruntung memiliki kemampuan lebih baik darinya.
Jadikan kegagalan tersebut sebagai cara agar ia tampil lebih baik lagi untuk ke depannya.
Orang tua perlu mengenalkan istilah menang atau kalah pada anak dalam berkompetisi. Ingatkan anak, kemenangan atau kekalahan bukan segalanya. Yang terpenting prosesnya.
Tanamkan pula pada anak mengapa bersikap sportif sangat penting agar ia menyukai kompetisi sebagai ajang untuk meningkatkan dan mengasah kemampuan serta ketrampilan.
Orangtua sebaiknya tetap memberi dorongan dan dukungan pada anak. Jelaskan bahwa setiap orang pasti pernah mengalami kegagalan, bukan hanya dirinya.
Misalkan dengan menceritakan tokoh-tokoh dunia yang harus menelan kegagalan sebelum sukses.
Bimbingan berupa dorongan dan motivasi positif mutlak bagi anak agar ia tidak mudah merasa frustasi saat gagal.
Yakinkan pada anak bahwa kegagalan justru akan memberikan pengalaman berharga.
Semakin sering ia mengalami kegagalan, ia semakin terlatih untuk menghadapi permasalahan dan bagaimana mencari solusi untuk mencapai kesuksesan di masa depan.
Lebih baik orangtua memuji rasa percaya diri anak sehingga ia akan terus berpacu melakukan hal yang baik.
Jangan mempermalukan dan mengejek anak yang mengalami kegagalan. Apalagi sampai merendahkan harga diri. Bukan hanya anak yang harus berbesar hati menerima kegagalan, namun orangtua juga.
Meski ia gagal berkompetisi, selalu hargai jerih payah mereka agar tidak putus asa dan tetap bersemangat untuk terus mencoba.
Seorang anak yang pantang menyerah akan menanamkan sikap pribadi yang tangguh dan bermental juara. Berikan pengertian bahwa kompetisi itu menyenangkan.
Ajak anak agar selalu rajin dan giat berlatih untuk menambah kemampuan dan kepercayaan dirinya.
Moga informasi di atas bisa berguna untuk anak Anda. Salam cantik.
Kegagalan yang dialami orang dewasa mungkin bisa dimengerti dan dipahami sesuai dengan pengalaman hidupnya. Berbeda dengan anak-anak yang notabene belum kaya pengalaman hidup.
Umumnya mereka belum bisa memaknai ungkapan ‘tak ada keberhasilan tanpa kegagalan’ atau ‘kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda’.
4 Penyebab Kegagalan pada Anak
Anak-anak sering mengalami kegagalan namun tanpa mereka sadari apa penyebabnya.
- Kurang percaya diri. Bila anak tak pede pada kemampuan dirinya, ia akan merasa tak sebanding dengan teman sebaya, kurang bersemangat, dan malas menghadapi persaingan.
- Mudah menyerah. Sikap ini menghambat anak dalam menggapai cita-citanya. Maka, beri dorongan agar anak mengikuti setiap kopetisi dengan perasaan senang.
- Terlalu percaya diri. Bila anak merasa terlalu percaya diri, ia cenderung malas melatih kemampuannya. Akibatnya, hal-hal yang sudah ia kuasai menjadi lupa bahkan hilang.
- Mengikuti kehendak orangtua. Sebaiknya biarkan anak memilih sesuatu yang mereka senangi, begitu juga dalam berkompetisi sehingga anak lebih merasa enjoy.
Harapan Terlalu Tinggi pada Anak
Tak sedikit orangtua memiliki harapan terlalu tinggi pada anak. Bahwa anak harus menang, harus juara, harus masuk ranking, dsb. Ini wajar, namun orangtua juga harus paham tentang kelebihan dan kekurangan anak.
Ajarkan pada anak arti kompetisi secara proporsional dan tidak berlebihan memaksa anak harus jadi juara di segala bidang.
Hindari anggapan bahwa prestasi adalah segala-galanya, sehingga anak didoktrin untuk selalu menjadi juara. Setiap anak dilahirkan berbeda. Jangan menjadikan ‘selalu juara’ sebagai tolok ukur kesuksesan di masa depan.
Berikut hal-hal yang selayaknya dihindari orang tua :
- Memberi standar terlalu tinggi pada anak untuk selalu jadi pemenang.
- Tidak memberikan waktu ‘bebas’ pada anak untuk bermain atau melakukan hobinya.
- Membangga-banggakan anak secara berlebihan di depan orang lain. Ini bisa jadi beban bagi si anak bila tidak terbukti.
- Membandingkan anak dengan teman atau saudaranya yang dianggap ‘sukses’.
- Memberi pembelaan tidak pada tempatnya saat anak kalah. Apalagi menyalahkan orang lain atas kegagalan itu.
- Selalu memberi iming-iming hadiah bila anak meraih prestasi atau kemenangan.
Similar post : Melatih Si Kecil Jago Bisnis Sejak Usia Dini
Cara Mengajari Anak tentang Kegagalan
Nah, berikut ini beberapa makna penting dibalik kegagalan yang perlu diajarkan kepada sang buah hati. Diharapkan anak bisa belajar dari kegagalan dan kembali move on.
1. Tidak menyalahkan
Saat anak gagal, jangan menyalahkannya. Bimbing ia agar berani menghadapi kegagalan dan berproses dengan kegagalan itu.
Ingatkan anak, kegagalan bukan berarti ia tak mampu melakukan yang terbaik. Akan tetapi, jelaskan bahwa ada anak lain yang beruntung memiliki kemampuan lebih baik darinya.
Jadikan kegagalan tersebut sebagai cara agar ia tampil lebih baik lagi untuk ke depannya.
2. Tanamkan sikap sportif
Orang tua perlu mengenalkan istilah menang atau kalah pada anak dalam berkompetisi. Ingatkan anak, kemenangan atau kekalahan bukan segalanya. Yang terpenting prosesnya.
Tanamkan pula pada anak mengapa bersikap sportif sangat penting agar ia menyukai kompetisi sebagai ajang untuk meningkatkan dan mengasah kemampuan serta ketrampilan.
3. Berikan motivasi
Orangtua sebaiknya tetap memberi dorongan dan dukungan pada anak. Jelaskan bahwa setiap orang pasti pernah mengalami kegagalan, bukan hanya dirinya.
Misalkan dengan menceritakan tokoh-tokoh dunia yang harus menelan kegagalan sebelum sukses.
Bimbingan berupa dorongan dan motivasi positif mutlak bagi anak agar ia tidak mudah merasa frustasi saat gagal.
4. Jadikan pengalaman berharga
Yakinkan pada anak bahwa kegagalan justru akan memberikan pengalaman berharga.
Semakin sering ia mengalami kegagalan, ia semakin terlatih untuk menghadapi permasalahan dan bagaimana mencari solusi untuk mencapai kesuksesan di masa depan.
5. Bersikap bijaksana
Lebih baik orangtua memuji rasa percaya diri anak sehingga ia akan terus berpacu melakukan hal yang baik.
Jangan mempermalukan dan mengejek anak yang mengalami kegagalan. Apalagi sampai merendahkan harga diri. Bukan hanya anak yang harus berbesar hati menerima kegagalan, namun orangtua juga.
6. Menghargai hasil usaha anak
Meski ia gagal berkompetisi, selalu hargai jerih payah mereka agar tidak putus asa dan tetap bersemangat untuk terus mencoba.
Seorang anak yang pantang menyerah akan menanamkan sikap pribadi yang tangguh dan bermental juara. Berikan pengertian bahwa kompetisi itu menyenangkan.
7. Tekun melatih diri
Ajak anak agar selalu rajin dan giat berlatih untuk menambah kemampuan dan kepercayaan dirinya.
Moga informasi di atas bisa berguna untuk anak Anda. Salam cantik.
0 komentar
mau komen? klik aja!
EmoticonEmoticon